
Untuk mengatasi masalah ini para peneliti University of Missouri (MU) mengembangkan perangkat penyimpan energi yang lebih kecil dan praktis dengan menggunakan teknologi Nuklir.
Dilansir KabarIT dari munews.missouri.edu, Jae Kwon, asisten profesor teknik listrik dan komputer di MU mengatakan “Untuk memberikan daya yang cukup, kita perlu metode-metode tertentu dengan kepadatan energi yang tinggi, baterai radioisotop dapat menyediakan densitas daya enam kali lipat lebih tinggi daripada baterai kimia.”
Orang sering berparsangka negatif dengan keamanan nuklir sebagai sumber energi. Namun para peneliti dari MU mengatakan teknologi baterai nuklir ini aman. Kwon telah berkolaborasi dengan J. David Robertson, profesor kimia dan Direktur Asosiasi Riset MU Reactor, dan bekerja untuk membangun dan menguji baterai di fasilitas itu.
Di masa depan para peneliti ini akan meningkatkan daya baterai dengan memperkecil ukurannya. Sementara ini baterai nuklir yang dibuat memiliki ukuran dan ketebalan seperti sebuah koin uang 1 sen. Para peneliti ini sedang mengembangkan ukuran yang lebih kecil dengan ukuran setebal sehelai rambut.
0 komentar:
Posting Komentar